Judul: That's what i believe
Gendre: drama, sad, slice of life,
non-fiksi..
Tolong-menolong...
Apa yang kalian pikirkan jika mendengar
dua kata itu??
Menurutku, tolong-menolong bukanlah hanya
sebatas sosialisasi..
Tolong menolong adalah suatu rasa..
Rasa peduli, rasa sayang yang entah
datangnya dari mana...
Mungkin Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda
untuk saling melengkapi, dan jika seorang tak mampu yang lain bisa menolong
dengan menepuk pundaknya dan memberikan semangat...
Menurutku...
Tolong menolong bukanlah hanya pada
manusia saja, semua makhluk yang ada didunia ini..
Semua insan, yang walaupun berbeda, jika
peduli dan percaya...
Pasti bisa saling melengkapi...
...
"Duhh!! Telat lagi!!" Teriakku
kesal, aku berlari kearah kelasku.
*Hosh..hosh..
"Assalamualaikum." Ucapku
memberi salam.
"Waalaikum salam." Jawab guruku
yang sudah duduk di kursi gru yang ada dikelas.
Oh ya! Perkenalkan namaku Alca, ya panggil
saja begitu:)
Saat ini aku duduk dibangku SMP kelas 3,
hobiku menulis,menggambar, bermain basket dan... Telat:v
...
"Kak! Mau ikut gak??" Tanya ku
pada teman sebangku ku, karna dia satu tahun lebih tua jadi kupanggil kakak.
"Gak ah, mau disini aja."
Jawabnya.
*Meooww...meowww..meowww
"Eh kok ada suara anak kucing ya? Apa
itu suara anak kucingnya *emak?" Ucapku dalam hati.
*Nama kucing diruang jusnalistik.
Aku menghiraukannya sesaat, Yasudahlah
lagipula anak kucing itu pasti masih ada di ruang jurnalistik.
Aku berjalan menuju toilet yang melintasi
satu kelas, gudang bawah tangga, dan ruang guru.
Semakin aku melewati ruang kelas sebelah
suaranya anak kucing itu semakin terdengar.
Karena penasaran, aku mengikuti kearah
suaranya. Suara itu semakin dekat dan arahnya ada di gudang bawah tangga yang
memang biasanya di jadikan tempat untuk anak-anak menaruh sepatu.
Disana banyak tumpukan meja dan kursi yang
sudah tidak terpakai, diatas meja aku bisa melihat ada kardus yang di lapisi
sajadah berwarna merah, dan tentu saja...
Didalam nya ada anak kucing yang mengeong,
dengan hati-hati aku mengangkat kardus itu perlahan.
Dua anak kucing lucu itu berhenti
mengeong, tenang sekali rasanya imut dan menggemaskan.
Aku membawa mereka berdua ketempat ibunya
berada, karna sebelumnya ruang jurnalistik itu adalah perpustakaan jadi banyak
rak buku disana.
Emak dan anak kucing lain nya ada disana, jumlah
anak kucing nya ada empat ekor aku ingat betul saat melihat mereka pertama
kalinya.
Aku membuka pintu ruang jurnalistik, dan
seperti biasa Emak selalu menyambutku dan anggota lainnya.
Aku menaruh anak kucing itu di dekat
induknya, namun hasil nya nihil, kalian tau? Jika anak kucing yang masih
kecil(dibawah 2 bulan/ baru lahir) disentuh oleh manusia maka induknya tidak
mau lagi mengangapnya anak.
Saat itu aku berusaha, dan ya waktu itu
pelajaran kedua akan segera dimulai tapi aku masih setia untuk menyatukan induk
dan anaknya lagi.
Saat itu guru dari pelajaran itu adalah
salah satu guru paling killer di sekolahku, beliau memang orang yang tegas dan
disiplin.
Nah! Disitulah aku membuat kesalahan,
jangan ditiru ya teman-teman!
Setelah hampir 10 menit akhirnya aku
berhasil membawa kedua anak kucing itu kedalam pelukan induknya lagi.
Hah...
Cukup menguras tenaga juga ternyata,
setelah beberapa kali gagal dan terkadang aku gelagapan sendiri karena tidak
boleh memegang anak kucing itu, dan ya! Aku terpaksa memegang mereka,
Karna salah satu dari mereka hampir jatuh
dari kursi dimana aku menaruh mereka.
Untung saja anak kucing itu tidak
kenapa-kenapa!
"Udah ya Mak! Jagain anaknya!"
Kataku sedikit memarahi kemudian tersenyum melihat keluarga kecil itu.
Aku berjalan kearah pintu kemudian
menguncinya dari luar.
*Degg..
Tiba-tiba saja! Aku melihat ada yang
terjatuh dari rak baju tempat para kucing itu berada.
Sontak aku terkejut, lalu tergesa-gesa
membuka pintu ruang jusnalistik kembali.
Aku mencari dengan teliti apa yang baru
saja jatuh, dan aku menemukan anak kucing yang tadi ku tolong itu jatuh ke rak
buku bagian bawah.
Aku membawanya ke dekapanku berharap dia
baik-baik saja.
"Alhamdulillah, kamu gak papa ya
cing." Kata ku lega.
Aku menaruh anak kucing berwarna campuran
hitam dan putih itu ke dekat induknya kembali, aku mengelus pelan kepala
induknya.
"Jangan gitu dong Mak! Anak nya jatuh
kok dibiarin sih!" Omel ku, haha mungkin kalian menganggap ku gila karena
mengajak bicara seekor kucing.
Tapi bagiku, meski pun hewan tidak dapat
berbicara pada manusia, Allah pasti menciptakan nya dengan bahasanya sendiri
dan mungkin dia mengerti apa yang kita katakan.
...
Aku buru-buru mengunci pintu nya dan
kembali ke kelasku, dan bisa terlihat jelas bahwa guru yang mengajar sudah
duduk di kursi guru yang ada di kelas.
"Assalamualaikum." Ucapku
memberi salam
"Waalaikum salam, dari mana
kamu." Jawab guru ku dengan tatapan mengintrogasi nya.
"Duh...gimana ya? Kalo aku jujur pak
guru bakal percaya gak ya? Huft! Percaya gak percaya harus jujur Alca!"
Ucapku resah dalam hati.
Aku menarik nafas pelan sebelum menjawab.
"Saya dari ruang jurnalistik pak,
tadi saya menolong anak kucing yang jatuh dari rak." Jawabku, hah... Dasar
aku! Jawaban konyol begitu siapa yang akan percaya!
Sudahlah yang penting aku sudah berkata
jujur.
"Menolong anak kucing sampai selama
itu?! Kamu tau sudah ada guru di kelas?! Kenapa masih disana juga!!"
Sungguh saat itu air mata ku hampir saja
keluar, jujur ini bukanlah pertama kalinya aku di bentak hanya saja, aku ingin
menangis karena aku sedang mempertimbangkan salah kah perbuatan ku tadi?
Tolong beritahu aku, dimana salahku?
"Maaf pak saya salah." Kata ku
sambil menundukkan kepala.
"Tunggu diluar!!"
"Baik pak."
Aku hanya bisa menurut, dan menunggu
diluar kelas, dan tenang saja! Aku bukan tipe murid yang berlaku seenaknya aku
benar-benar menunggu di depan kelas sampai pelajaran usai.
Beberapa guru yang lewat pasti menanyakan
sedang apa aku diluar, dan jawaban ku pasti selalu sama.
"Saya dihukum Bu/pak."
Jawaban ku selalu sama, dan cara menjawab
ku selalu sama, aku tersenyum seperti itu bukanlah masalah yang besar.
Guru-guru pun otomatis kaget dengan
jawabanku, karna jujur aku memang sering terlambat tapi ini pertama kalinya aku
dihukum.
Yang bisa kulakukan sambil menunggu
hanyalah menggambar dan membayangkan betapa lucu dan harmonis nya keluarga
kucing itu.
Aku bahagia hanya karena melihat mereka
bersama-sama, bahagia ku sederhana bukan?
Dan jika kalian bertanya apa aku Menyesal?
Jawaban nya adalah Aku tidak menyesal,
karna aku melakukan nya karena ingin bukan paksaan dari orang lain, aku
melakukan apa yang menurut ku benar, bukan orang lain anggap benar.
Karena sesungguhnya apa yang kamu lakukan
atas kehendak orang lain dan bukan kehendak mu, itu bukanlah kamu! Tapi dirimu
yang di kendalikan oleh orang lain.
Aku merasa senang, bahagia, dan lega...
Karna aku melakukan apa yang menurut ku
benar dan aku percaya itu..
Namaku Alca dan...
Inilah diriku...
....
Dan ketika seseorang membutuhkanmu...
Janganlah kamu lari..
sesungguhnya orang yang tulus menolong itu..
adalah orang yang hebat...
-NEKOFA05-
Penulis : Alifa Fitria Nandita